Minggu, 08 Januari 2017


”Banyak guru kesulitan membuat karya tulis.” demikian diungkapkan Deni Kurniawan, ketua Asosiasi Guru Penulis Seluruh Indonesia (Agupena) Jawa Tengah dalam acara pelatihan karya tulis guru di Banyumas (SM 28/03/09). Memang tak jarang guru yang mengeluh ketika predikat guru profesional mensyaratkan adanya karya tulis. Banyak di antara mereka putus asa, lalu memvonis dirinya ”tidak berbakat.”
Benarkah bakat menjadi biangnya? Jika ya, apakah seorang penulis produktif hanya mengandalkan bakatnya?
William Faulkner dalam Masun Lasimo (2005) mengatakan, faktor bakat tidak cukup dominan untuk mangarahkan seseorang menjadi penulis. 90 persen kecakapan menulis dihasilkan melalui belajar dan latihan. Jelas, motivasi berpengaruh besar di sini, yaitu mendorong kita agar mau belajar dan melakukan latihan secara terus menerus. Persoalannya, bagaimana agar motivasi tetap bercokol dalam diri kita? Banyak guru yang gagal memotivasi diri untuk menulis.
Berdasarkan pengalaman penulis ada beberapa hal yang memotivasi mengapa saya menulis. Pertama, ingin memperoleh sensasi, atau kepuasan psikologis. Benar saja, ketika tulisan berhasil dimuat, ada kepuasan luar biasa, kemudian timbul keinginan untuk terus menulis, dan hingga kini keinginan itu masih terjaga.
Kedua, sebagai seorang guru, penulis berharap tulisannya dapat menambah point dalam sertifikasi dan angka kredit. Bagi guru harapan ini tidaklah berlebihan dan bisa menjadi tujuan utama.
Ketiga, adanya keyakinan bahwa diri saya ”bisa menulis”. Keyakinan ini muncul setelah penulis banyak membaca artikel yang ada di media masa, kemudian terdorong untuk melakukan hal yang sama. ”Jika yang lain bisa, mengapa saya tidak?” Namun demikian hal tersebut tidak serta merta dapat terwujud tanpa didukung oleh upaya lain seperti, membaca, mengamati, mencatat, berdiskusi, dan yang lebih penting adalah mempraktikan.
Praktik adalah wujud nyata dari tindakan kita. Betapapun seringnya kita mengikuti pelatihan, mustahil kita menjadi penulis tanpa praktik yang kontinyu. Tumbuhkan motivasi dan terus berpraktik niscaya anda pun akan menjadi guru dan penulis, semoga.
Muhammad Aminudin, S.Pd. - Guru Seni SMAN 1 Rembang Purbalingga

0 komentar:

Posting Komentar

Terbanyak Dibaca