Minggu, 05 Februari 2017


Awalnya Angger Putri Tanjung berjalan-jalan di depan taman budaya Yogyakarta melihat nenek penjual jagung grontol di emperan toko emas. Pemandangan itu menginspirasi Angger menuangkannya dalam poster yang akan dibawanya ke Festival Seni SMA Internasional di Tokyo, Jepang, pada 3-7 Juli 2014.

"Pemilik toko emas itu tidak mengusir nenek tersebut padahal toko itu sedang ramai. Saya merasa itu adalah bentuk toleransi yang sangat besar," ujar Angger saat diwawancara detikcom usai pelepasan 35 siswa SMA mengikuti olimpiade sains internasional di Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu lalu.

Siswi yang baru lulus dari SMAN 1 Rembang Purbalingga dan menjadi satu-satunya peserta yang lolos mewakili Indonesia di ajang seni siswa SMA se-dunia tersebut. Dia mengangkat karya yang bertema Tolerance is Beautiful.
"Pesannya ya kita harus toleransi satu sama lain, banyak masalah di dunia ini lahir dari ketidaktoleransian terhadap sesama," lanjutnya. 

Karya seni berupa poster ini dibuat sendiri oleh Angger dengan menggunakan aplikasi grafis Photoshop dan sketsa manual. Poster karyanya menggambarkan benang kusut yang diurai oleh sepasang tangan menjadi untaian benang-benang berwarna-warni serta disambut oleh empat anak-anak. Angger mengungkapkan terdapat kisah dan filosofi di balik karyanya tersebut.

Sosok sepasang tangan yang ada di karya Angger dijelaskannya menggambarkan usaha manusia untuk bertoleransi. Gambar rajutan benang kusut mencerminkan persoalan-persoalan sosial yang selama ini ada. Rajutan benang indah yang terurai diumpamakan dengan toleransi maka persoalan sosial yang ada akan terselesaikan dan menjadi sebuah keindahan dalam kehidupan sosial kita. Benang berwarna-warni ini juga menunjukkan bahwa perbedaan itu indah. Sedangkan empat anak yang menyambut adalah refleksi dari filosofi Jawa yaitu Teken (pegangan hidup), Tekun (giat/rajin/teguh), Tekan (sampai), dan Temoto (teratur/tertata).

"Empat anak itu gambaran dari pepatah jawa 'siapa yang teguh berpegang teguh pada prinsip hidup, tekun dan bertahan, pasti akan sampai pada tujuan, setelah sampai insya Allah semua akan tertata'," jelas Susiawan, pembimbing yang mendampingi Angger.

Pada gambar karya Angger juga tampak tangan dengan jari yang berbalut plester. Angger menjelaskan plester tersebut diumpamakan pengorbanan ego diri sendiri untuk kepentingan orang lain. Menurutnya, keharmonisan toleransi tidak akan tercipta jika tidak ada sikap saling berkorban.

Karya dari Angger ini adalah pemenang dari Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang diadakan tahun 2013. Setelah memenangkan FLS2N, karya gadis yang bercita-cita menjadi desainer grafis ini kemudian dikirim ke panitia International High School Arts Festival di Tokyo Jepang untuk dilombakan kembali dan dipamerkan di National Art Centre, Tokyo. Selain mendapat dukungan dari sekolah dan keluarganya, Angger pun mendapat dukungan dari pemerintah Jawa Tengah.

"Iya, biaya ke Jepang 50 persen lebih dari gubernur (Ganjar Pranowo)," ujar Susiawan.

Kini, Angger telah diterima di jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret melalui jalur undangan. Angger yang memang memiliki bakat dan minat di bidang seni ini mengaku akan tetap berkarya di bidang seni desain

sumber: http://news.detik.com/tokoh/2628368/bawa-pesan-toleransi-angger-putri-wakili-ri-ke-festival-seni-sma-dunia

0 komentar:

Posting Komentar

Terbanyak Dibaca